Wirausaha Pelajar

_Mencari Peluang Usaha Dengan Berwirausaha
(Belajar dari Kesuksesan Orang Lain)
Oleh : BASUKI RAHMAD
Berbicara mengenai wirausaha (interpreneurship), tidak sedikit orang yang pesimis dan bingung dalam memulainya. Terlalu banyak berpikir ini-itu dan menimbang untuk memulai berwirausaha. Takut gagal, takut rugi, takut resiko dan modalnya. Hal ini perna juga penulis rasakan ketika mau mendirikan usaha setelah menyelesaikan study di Malang dan akhirnya mendirikan Usaha seluler. Padahal untuk mulai berwirausaha Dibutukan keberanian, kemantapan, kesungguhan, ketekunan dan pemikiran kreatif berperan besar.
Untuk memulai sesuatu usaha terkadang kita perlu berhalusinasi (berimaginasi), ide-ide datang tanpa sengaja dan tanpa diduga-duga dari apa yang kita dengar, kita lihat (amati) dan bisa juga muncul dari bacaan yang kita baca. Dalam berwirausaha sering orang menggunakan prinsip A T M ( Amati, Tiru, Modifikasi ), atau bisa juga ikut franchise atau waralaba, tapi yang satu ini butuh modal lumayan besar.
_Prinsip ATM ini seperti yang perna dipakai oleh Soichiro Honda sang raja jalanan pemilik perusahan pabrik Honda.
Mari kita simak ceritanya yang sangat inspiratif dimana dia dilahirkan dari keluarga biasa Ayahnya hanya seorang Pandai besi dan Ibunya seorang penenun. Soichiro Honda pada Masa kecilnya selalu penasaran dan tertarik dengan sesuatu yang berbau Teknis.  Honda Kecil selalu Mengejar Mobil, Bersepeda ber mil-mil jauhnya hanya demi Menyaksikan Pesawat Terbang, hingga Menyaksikan Cara Kerja mesin penggiling Padi selama berjam-jam, hal itu dilakukan demi memuaskan rasa keingintahuan nya yang sangat mendalam tentang dunia Permesinan. pada usianya yang baru 15 tahun Honda bisa memperbaiki mesin mobil, keahlian tersebut dia peroleh dari mencuri-curi kesempatan mempelajari mesin mobil saat bengkel sudah tutup serta lewat buku yang dipinjamnya dari perpustakaan lewat uang hasil gajiannya sendiri. Tahukah kalian dari mana gaji itu diperoleh…?? Gaji tersebut diperoleh sebagai tukang asuh Bayi seorang pemilik bengkel. hingga akhirnya Ia mampu menunjukkan keahliannya yang memukau pada Sang pemilik bengkel. Bahkan, Honda Muda juga akhirnya berhasil dipercaya menjadi Kepala bengkel Cabang di Kota Hamamatsu. Dibawah kepemimpinan honda Dalam 3 Tahun bengkelnya menjelma jadi bengkel besar  dan cukup diperhitungkan di Hamamatsu kala itu. Dari semula hanya mempunyai 1 orang karyawan, Dalam kurun waktu 3 tahun tersebut Bengkel yang Dipimpin Honda kini mempunyai 50 Orang karyawan. Sebagai Kepala Bengkel Art Shokai, Honda terkenal sebagai orang yang galak dan tak segan main tangan pada anak buahnya.. Bahkan terkadang Honda sampai menggunakan kunci pas untuk memukul anak buahnya yang bodoh dan lalai menjalankan tugas meski sudah dijelaskan berulang-ulang.  Sampai-sampai ada juga yang melarikan diri, Namun tak sedikit juga yang mampu belajar & bertahan dan akhirnya menjadi mekanik sangat handal. Dari perjalanan hidup Honda sampai saat ini kita tahu dan rasakan hasilnya sebenarnya banyak kegagalan dalam usaha sampai pada hasil dan prestasi yang luar biasa. Mulai dari Ring Piston yang ditolak Toyota, Pabrik yang porak poranda, Jatuh Miskin & Sakit, Produk yang kurang diterima di pasar Amerika, Serta kegagalan besar di awal ikut sertanya Honda di ajang WorldGP (MotoGP). Namun dia pantang menyerah terus Berjuang dan Bangkit hingga memiliki salah satu Perusahaan Roda Dua Terbesar di Dunia. 1
Dari berbagai kisah bangkitnya Honda dari Keterpurukan, Ternyata tersimpan banyak hal yang juga perlu diperhatikan sebagai pelajaran oleh pembaca jurnal ini yakni Honda tak langsung mampu Bangkit dan berjuang begitu saja, Namun dia juga sempat mengalami masa sulit dalam kehidupannya. Saat Pabriknya runtuh untuk yang kedua kalinya, Honda juga tak langsung bangkit ! Ia hanya termenung meratapi rasa sedihnya di atas puing-puing pabrik miliknya.
Ini menjadi sebuah pembelajaran besar bagi kita semua utamanya pembaca Jurnal Mafahit. Meskipun sosoknya terkenal dengan Kegigihan, Perjuangan, Karya-karya nya yang melegenda serta berbagai hal lainnya, Honda juga tak selamanya mampu bangkit. Ini menunjukkan bahwa Soichiro Honda juga hanyalah Manusia Biasa sama seperti kita semua, Tinggal semangat & kegigihannya saja yang perlu kita tiru untuk terus berkarya.
Soichiro Honda dapat menghasilkan usaha yang gemilang tersebut dari A T M ( Amati, Tiru, Modifikasi ). Dia mengamati berbagai jenis mesin yang ada di sekitarnya, kemudia meniru untuk menghasilkan mesin tersendiri dan lantas di modifikasi sampai menghasilkan mesin sepeda motor dan mobil dalam hal modifikasi inilah diperlukan kreatifitas dan inovasi, maka hal ini dapat kita lihat dari produk-produk Honda yang selalu kreatif dan inovatif. Dan hal tersebut yang membuat Honda terus di minati konsumennya.
Prinsip wirausaha yang kedua yakni franchise atau waralaba. Pengertian franchise atau waralaba adalah suatu strategi sistem, format bisnis, dan pemasaraan yang bertujuan untuk mengembangkan jaringan usaha untuk mengemas suatu produk atau jasa. Waralaba juga dapat pula diartikan sebagai suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen yang lebih luas. Waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya. Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dialah yang pertama kali memperkenalkan format bisnis waralaba ini di AS. Kemudian, caranya ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John S Pemberton, pendiri Coca Cola.
_
http://enoanderson.com, diakses pada jam 10:25 pata tanggal 2015
_Kalo di Indonesia system maralaba yang sukses adalah waralaba :
_di bidang makanan seperti ayam bakar wong solo, warung-warung kedai kopi yang sekarang lagi marak di kota lamongan dan gresik.
Waralaba berbentuk retail mini outlet (Indomaret, Yomart, Alfa Mart) banyak menyebar ke pelosok kampung dan pemukiman padat penduduk
Pembaca jurnal mafahit yang menarik dari cerita kesuksesan ini adalah kesuksesan yang berhasil dilakukan oleh pemilik ayam bakar wong solo ceritanya sangat inspiratif dan penuh dengan keberanian dalam mengambil resiko, inilah ceritanya
Puspo Wardoyo, beliau adalah orang yang mendirikan rumah makan Ayam Bakar Wong Solo yang sering disingkat ABWS. ABWS adalah rumah makan frencais pertama yang asli Indonesia.
Seperti usaha pada umumnya  Puspo Wardoyo juga mengalami masa pasang surut dalam membesarkan ABWS. Awalnya beliau adalah seorang Pegawai Negeri Sipil di kota Solo. Kemudian karena ingin menyalurkan bakat dan kemampuannya dalam hal kuliner maka beliau keluar dari PNS nya dan dan mendirikan warung ayam bakar meneruskan usaha orang tuanya. Namun hasilnya tidak seperti yang diharapkan hingga akhirnya dia sampai bercerai dengan istrinya.
Pada saat itu Puspo teringat kata-kata temannya tempo hari bahwa di kota medan tempat yang menjajikan untuk usaha makanan. Ia pun ingin ke Medan. Akhirnya ia menjual warung ayamnya yang di Solo ke temannya yang lain. Hasil penjualannya ia gunakan bekal ke Medan.
Namun sayang setelah sampai  Jakarta uangnya dihitung-hitung tidak cukup untuk ke Medan. Akhirnya ia memutuskan untuk melamar pekerjaan menjadi guru. Puspo menargetkan untuk menjadi guru hanya dua tahun sambil mengumpulkan modal. Akhirnya setelah modal terkumpul, ia kemudian melanjutkan cita-citanya untuk berjuang ke Medan. Sesampainya di Medan, Puspo segera mengontrak rumah, membeli vespa dan menyewa lahan di dekat bandara dengan sewa per hari 1000 rupiah waktu itu. Di lahan berukuran 4x4 itu Ia kemudian membuka warung ayam bakar.
Suatu hari pegawainya terlilit hutang di rentenir. Puspo pun kemudian berniat menolong pegawainya itu dengan membayar hutangnya. Alangkah senangnya hati si pegawai, sebagai balas jasanya, sang pegawai kemudian menghubungi temannya yang berprofesi sebagai wartawan untuk meliput warung Puspo Wardoyo tersebut. Kontan saja keesokan harinya warung ayam bakar Puspo langsung di serbu orang. Puspo tak menyangka akan membawa dampak seramai ini. Akhirnya ia mulai putar otak untuk membesarkan usaha warungnya ke rumah makan yang lebih besar. Menunya pun semakin variatif. Sampai saat ini ada sekitar 100 menu. Perjalanan Puspo Wardoyo dalam membesarkan ABWS tidaklah seperti membalik telapak tangan. Pada tahun pertama ia hanya bisa menjual 1-2 ekor ayam per hari. Di tahun kedua itulah setelah diliput oleh teman pegawainya, ABWS mulai menunjukkan arah kemajuan yang pesat. Puspo kemudian membuka cabang di berbagai  kota. Puspo juga menawarkan kerja sama dengan sistem waralaba atau frencais. Puspo menjamin rasa dan mutu ABWS di kota manapun akan sama karena ia sudah mengatur komposisi bumbu dan mentraining pegawainya di setiap cabang dalam mengolah ayam. Sampai saat ini ABWS selalu diserbu pembeli apalagi saat bulan Ramadhan, bahkan sampai menolak-nolak. Dari orang biasa sampai pejabat sangat menyukai rasa ayam panggangnya. 2
__Dari apa yang sudah kita baca  maka pembaca mafahit bisa mengambil pelajaran bahwa dalam memulai usaha di butuhkan keberanian, kemantapan, kesungguhan, ketekunan dan pemikiran kreatif. Pembaca mafahit bisa mengamati dan mempelajari bagaimana kesuksesan masyarakat desa sekaran yang banyak merantau di berbagai pelosok tanah air. Dengan membuka usaha kuliner baik itu Pecel lele, Sari Laut, Soto Ayam dan berbagai jenis masakan lainnya. Mereka banyak yang sukses dari hasil A T M ( Amati, Tiru, Modifikasi ) walaupun tanpa mereka sadari, hanya saja mereka belum bisa menerapkan prinsip franchise atau waralaba seperti yang dilakukan Puspo Wardoyo, Indomaret, dan Alfa maret. Jika saja mereka bisa memadukan kedua prinsip tersebut bisa jadi akan menjadi keberhasilan yang luar biasa…untuk itu merupakan pekerjaan kalian untuk mencoba mewujutkannya…..!!!

Sampai Jumpa dengan edisi berikutnya dengan tema “ Potensi Usaha Di Pesantren Fathul Hidayah dalam Rangka penerapan Ekonomi Islam”


Latest


EmoticonEmoticon